NUNUKAN – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiharto melakukan kunjungan langsung ke dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, Sabtu (4/10). Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program nasional tersebut berjalan sesuai standar keamanan dan kebersihan pangan.

Dalam kunjungan yang turut didampingi Bupati Nunukan H. Irwan Sabri beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Nunukan, Wamendagri menegaskan pentingnya kedisiplinan, profesionalitas, serta tanggung jawab moral para pengelola dapur MBG.

“Saya ingin pastikan dapur MBG di daerah ini aman, bersih, dan tertib. Ini bukan soal program bantuan biasa, tapi tanggung jawab besar memberi makan anak-anak Indonesia,” ujar Bima saat berdialog dengan petugas dapur dan perwakilan sekolah.

Baca Lainnya :

• Prabowo Pimpin Upacara HUT ke-80 TNI, Tekankan Modernisasi dan Kemandirian Pertahanan Nasional0
• Gubernur Kaltara Terima Kunjungan Komisi II DPR RI dan Wamendagri, Bahas Percepatan Pembangunan PLBN0
• Inspektorat Kaltara Pastikan Anggaran Pengawasan Efisien dan Sesuai Regulasi0
• Tahun Depan, Pelabuhan Tengkayu 1 Tarakan Disulap Jadi Terminal Modern0
• Pemkab Bulungan Kebut Persiapan HUT di Kebun Raya Bundayati0

Bima meninjau langsung area penyimpanan bahan makanan, dapur produksi, serta titik distribusi makanan siap saji. Ia menekankan bahwa program MBG merupakan amanat pemerintah pusat untuk memperkuat kualitas gizi anak-anak sekolah, sehingga pengawasan ketat dari hulu ke hilir menjadi mutlak dilakukan.

“Jangan main-main dengan keamanan makanan. Satu kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Saya minta Pemda benar-benar melakukan pengawasan harian dari dapur hingga meja makan anak-anak,” tegasnya.

Bima menegaskan bahwa keberhasilan program MBG tidak bisa dibebankan hanya kepada Dinas Pendidikan, melainkan harus melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPOM, dan puskesmas setempat. Ia juga mengusulkan agar seluruh pengelola dapur MBG diwajibkan mengikuti pelatihan keamanan pangan secara berkala.

“Gunakan bahan segar, jaga kebersihan alat, dan pastikan proses masak sesuai standar gizi. Ini bukan pekerjaan biasa, ini kerja kemanusiaan,” ucapnya.

Selain itu, Wamendagri juga mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Kabupaten Nunukan yang langsung turun tangan ketika muncul kasus dugaan keracunan makanan di wilayah Sebatik beberapa waktu lalu.

“Bupati dan jajaran langsung turun begitu kasus dilaporkan. Tapi evaluasi jangan berhenti di satu titik. Setiap dapur MBG di seluruh kecamatan harus diawasi ketat. Jangan tunggu ada korban baru bertindak,” ujarnya.

Bupati Nunukan Irwan Sabri menjelaskan, pemerintah daerah telah mengambil langkah cepat begitu kasus dilaporkan. Tim gabungan dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan BPOM langsung diterjunkan untuk memeriksa bahan makanan serta kondisi anak-anak yang terdampak.

“Kami sudah ambil tindakan cepat. Anak-anak yang sempat dirawat kini sudah membaik. Tapi kami tidak berhenti di situ, semua sistem MBG akan kami evaluasi menyeluruh,” jelas Irwan.

Ia menambahkan, Pemkab Nunukan berkomitmen memperbaiki manajemen dapur MBG agar sesuai dengan standar nasional keamanan pangan dan gizi. Selain pemeriksaan rutin, pemerintah juga akan memperkuat koordinasi lintas sektor agar setiap dapur memiliki tenaga ahli gizi dan pengawas mutu pangan.

“Kami ingin memastikan makanan yang disajikan bukan hanya bergizi, tapi juga aman. Anak-anak kita harus menerima yang terbaik,” tegasnya.

Hasil evaluasi awal menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan dalam proses penyimpanan bahan makanan yang menyebabkan kontaminasi ringan. Namun, Irwan menegaskan bahwa fokus utama pemerintah bukan mencari kesalahan, melainkan memperbaiki sistem agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kami tidak ingin mencari kambing hitam. Yang penting sekarang adalah pembenahan sistem di semua dapur MBG di wilayah kami,” tutupnya.(*)