Rupiah Tertekan, Pasar Resah Usai Sri Mulyani Lengser dari Kemenkeu
Penguatan tipis rupiah dibayangi gejolak global dan pergantian Menkeu

By Budiman 10 Sep 2025, 15:32:41 WITA Nasional
Rupiah Tertekan, Pasar Resah Usai Sri Mulyani Lengser dari Kemenkeu

JAKARTA – Nilai tukar rupiah sempat dibuka menguat tipis pada perdagangan Rabu (10/9/2025), namun sentimen politik dan ekonomi global serta dinamika dalam negeri membuat pergerakannya berpotensi melemah. Rupiah dibuka di level Rp16.466 per dolar Amerika Serikat (AS), naik tipis 0,10 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.482 per dolar AS.

Pengamat pasar uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan kondisi global tengah dipenuhi ketidakpastian. Dari Eropa, mundurnya Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou usai kehilangan mosi kepercayaan memberi tekanan terhadap pasar. Di Asia, Jepang juga mengalami gejolak usai PM Shigeru Ishiba melepaskan jabatannya.

Selain itu, ancaman sanksi baru dari AS terhadap Rusia pascaserangan di Moskow, membuat pelaku pasar beralih ke aset aman seperti emas batangan. “Sementara data tenaga kerja AS juga menunjukkan pelemahan, dengan penciptaan lapangan kerja baru pada Agustus hampir tidak ada,” ungkap Ibrahim.

Baca Lainnya :

Pasar kini menunggu keputusan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai hampir 90 persen. Meski demikian, The Fed tetap berhati-hati terhadap inflasi yang masih tinggi, terutama akibat tarif perdagangan yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Data inflasi AS untuk Agustus 2025 yang akan dirilis pekan ini menjadi perhatian utama, mengingat tarif baru mulai berlaku sejak bulan lalu.

Dari dalam negeri, pencopotan Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan menjadi sorotan besar. Posisinya kini digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Kabar pergantian ini sempat beredar sebelumnya, namun pengumuman resmi tetap mengejutkan pelaku pasar.

Menurut Ibrahim, Sri Mulyani dipandang sebagai figur stabilitas bagi investor. “Beliau selalu menjadi jangkar kepercayaan, mulai dari krisis rupiah 2018 hingga pandemi Covid-19. Kepergiannya menimbulkan keraguan atas arah fiskal di bawah pemerintahan baru,” ujarnya.

Reaksi pasar langsung terlihat. Arus keluar modal asing dari pasar saham tercatat USD254 juta hanya dalam empat hari pertama September, sementara penjualan obligasi lebih besar lagi.

Dengan kondisi ini, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di rentang Rp16.480 hingga Rp16.540 per dolar AS sepanjang hari.

“Rupiah memang sempat menguat saat pembukaan, namun tekanan sentimen politik dan capital outflow berpotensi membuatnya kembali tertekan,” tutup Ibrahim.

(*)

Penulis : Budiman




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment