- BI Prediksi Ekonomi Kaltara 2025 Tumbuh Lebih Tinggi
- Kasus Dugaan Penipuan Mandek, Penasehat Hukum Warga Krayan Kritik Kinerja Polres Nunukan
- UMKM Padati Pendaftaran Stand Festival Budaya IRAU Malinau 2025
- Polisi Nunukan Klarifikasi Isu Oknum Kasus Narkoba Bebas Berkeliaran
- Puskesmas Karang Rejo Dorong Deteksi Dini Penyakit Lewat Layanan Gratis
- Mayoritas ODGJ di Tarakan Diduga Berasal dari Luar Daerah
- Gubernur Kaltara Tekankan Peran Strategis Penghulu Bagi Masyarakat
- Pemkab Tana Tidung Ajak Orang Tua Perkuat Peran Cegah Judi Online
- Mahasiswa UBT Suarakan Tuntutan 17+8, Desak Transparansi DPRD dan Reformasi Polri
- Akses Modal Diperluas, Pemkab Nunukan Dorong UMKM Naik Kelas
Sri Mulyani Digantikan, IHSG Langsung Merah 1,28 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Keterangan Gambar : ilustrasi investor pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkoreksi pada perdagangan Senin (8/9/2025)
JAKARTA – Pasar modal bereaksi negatif terhadap reshuffle Kabinet Merah Putih yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,28 persen atau terkoreksi 100,49 poin ke level 7.766,84, sehari setelah Sri Mulyani Indrawati resmi digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan.
Koreksi tajam dipicu oleh aksi jual masif di saham perbankan besar yang menjadi penekan utama indeks.
Sektor Perbankan Jadi Beban Terberat
Sektor finansial mencatat pelemahan terdalam dengan penurunan rata-rata 2,48 persen. Sektor siklikal dan infrastruktur juga ikut terkoreksi, masing-masing turun 2,48 persen dan 2,07 persen.
Beberapa saham bank besar mengalami penurunan signifikan:
Baca Lainnya :
- Merger Multifinance Kian Marak, Efisiensi Jadi Jawaban Lesunya Daya Beli0
- 5 Menteri Diganti Presiden Prabowo, dari Sri Mulyani hingga Budi Gunawan0
- Bulungan Perketat Investasi Sektor Perumahan Demi Kepatuhan LKPM0
- Investasi Terbuka, Bulungan Siap Bangun Kerja Sama dengan Investor0
- Kolaborasi Jadi Kunci Akselerasi Pembangunan Daerah, Tana Tidung Ambil Peran0
-
Bank Central Asia (BBCA) merosot 3,75 persen ke Rp 7.700 per saham.
-
Bank Mandiri (BMRI) turun 4,06 persen ke Rp 4.490.
-
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) melemah 2,50 persen ke Rp 3.900.
-
Bank Negara Indonesia (BBNI) jatuh 4,35 persen ke Rp 4.180.
-
Bank Tabungan Negara (BBTN) bahkan anjlok hampir 10 persen ke Rp 1.155.
-
Bank CIMB Niaga (BNGA) relatif lebih stabil dengan penurunan tipis 0,29 persen ke Rp 1.705.
Bursa Efek Indonesia mencatat ada 232 saham menguat, 451 saham melemah, dan 121 stagnan, dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 19,95 triliun serta volume 36,52 miliar saham.
Laba Bank Ikut Jadi Sorotan
Tekanan di saham perbankan juga beriringan dengan laporan kinerja keuangan hingga Juli 2025.
-
BRI membukukan penurunan laba bersih 9,01 persen (yoy) menjadi Rp 28,58 triliun.
-
BNI juga terkoreksi 5,17 persen yoy menjadi Rp 11,87 triliun.
-
Sebaliknya, BCA masih mencatatkan kenaikan laba 10,5 persen yoy, dengan capaian Rp 34,7 triliun.
Reshuffle Kabinet Prabowo
Koreksi pasar muncul setelah Presiden Prabowo melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Pergantian ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86P Tahun 2025.
Selain Kementerian Keuangan, reshuffle juga menyentuh empat pos lain:
-
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan,
-
Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,
-
Kementerian Koperasi,
-
dan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Reaksi Pasar dan Pandangan Ekonom
Menurut ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, pergantian Sri Mulyani memberi guncangan besar bagi investor.
“Sri Mulyani dipandang sebagai simbol kredibilitas fiskal Indonesia di mata global. Wajar jika pasar langsung bereaksi merah,” ujar Felix.
Namun ia menambahkan, gejolak ini hanya bersifat sementara, asalkan arah kebijakan fiskal pemerintah tetap jelas.
Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai kehadiran Purbaya tetap bisa diterima pasar.
“Pak Purbaya punya pengalaman panjang di pemerintahan dan ekonomi. Seharusnya masih ‘market friendly’. Shock di pasar dan nilai tukar hanya sementara,” kata Myrdal.
Tantangan Menkeu Baru
Purbaya Yudhi Sadewa bukan nama asing dalam lingkaran kebijakan ekonomi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua LPS, berkarier panjang di PT Danareksa (Persero), serta menduduki posisi di Kemenko Marves.
Meski begitu, kursi Menteri Keuangan menghadirkan tantangan baru: menjaga kredibilitas fiskal, memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia, serta memastikan kesinambungan kebijakan yang telah dibangun Sri Mulyani. Pasar kini menanti langkah awal Purbaya dalam merespons dinamika ekonomi sekaligus menjaga kepercayaan investor.