Inflasi Tertinggi di Kaltara Terjadi di Tanjung Selor, Capai 3,21 Persen
Kenaikan harga sektor kesehatan dan pangan jadi pemicu utama

By Budiman 04 Agu 2025, 13:19:30 WITA Bulungan
Inflasi Tertinggi di Kaltara Terjadi di Tanjung Selor, Capai 3,21 Persen

Keterangan Gambar : ilustrasi


TANJUNG SELOR — Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara mencatat, pada Juli 2025 Tanjung Selor mengalami laju inflasi year-on-year (y-on-y) tertinggi di provinsi ini, yakni mencapai 3,21 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,85. Angka tersebut jauh di atas rata-rata provinsi yang berada di angka 1,99 persen.

Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifa’i, menyampaikan bahwa lonjakan inflasi ini disebabkan oleh naiknya harga di beberapa kelompok pengeluaran penting. "Kelompok makanan, minuman dan tembakau naik 2,94 persen, sementara kelompok kesehatan bahkan melonjak hingga 8,26 persen," ungkapnya, Minggu (3/8/2025).

Selain itu, beberapa kelompok lain juga menunjukkan peningkatan, seperti perumahan dan utilitas rumah tangga sebesar 2,45 persen, serta penyediaan makanan dan minuman (restoran) naik 2,82 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga meningkat tajam sebesar 7,73 persen.

Baca Lainnya :

Beberapa Kelompok Alami Deflasi

Meskipun ada kenaikan harga di banyak sektor, beberapa kelompok pengeluaran justru mengalami penurunan indeks harga alias deflasi. Di antaranya adalah kelompok transportasi yang turun 2,80 persen, kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga turun 0,46 persen, serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan yang turun tipis sebesar 0,20 persen.

"Inflasi juga terpantau rendah di Tarakan dan Nunukan, masing-masing hanya sebesar 1,76 persen, menunjukkan ketimpangan tekanan harga antardaerah di Kaltara," tambah Mas’ud.

Data Inflasi Bulanan dan Tahunan

BPS juga mencatat, untuk periode Juli 2025, tingkat inflasi month to month (m-to-m) Kalimantan Utara berada di angka 0,59 persen, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) atau sejak awal tahun tercatat sebesar 1,78 persen.

Situasi ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan pengendalian harga, terutama menjelang akhir tahun, agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan stabilitas ekonomi daerah tidak terganggu.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment