IPM dan APK Pendidikan Tinggi Nasional Masih Rendah, Pemerintah Didorong Percepat Akses dan Kualitas

By Saldy Wahyudi Zain 16 Agu 2025, 23:25:21 WITA Tarakan
IPM dan APK Pendidikan Tinggi Nasional Masih Rendah, Pemerintah Didorong Percepat Akses dan Kualitas

Keterangan Gambar : Koordinator Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan Kemenko PMK, Prof Ojat Darojat saat hadir pada wisuda daerah Universitas Terbuka (UT) Tarakan di Tarakan Art & Covention Center (TACC), Sabtu (9/8/2025).


Tarakan – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan banyak negara lain di dunia. Hal ini disampaikan Koordinator Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan Kemenko PMK, Prof. Ojat Darojat, dalam acara Wisuda Daerah Universitas Terbuka (UT) Tarakan yang berlangsung di Tarakan Art & Convention Center (TACC), Sabtu (9/8/2025).

Menurut Prof. Ojat, berdasarkan data World Economic Forum, Indonesia berada di peringkat 45 dari 141 negara. Sementara menurut UNESCO, IPM Indonesia menempati urutan ke-114 dari 190 negara. Kondisi ini diperparah dengan APK pendidikan tinggi Indonesia yang baru mencapai 32 persen.

“Jika dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN, kita masih jauh tertinggal. Malaysia sudah 43 persen, Thailand 46 persen, bahkan Singapura di atas 90 persen. Artinya, kita punya pekerjaan besar dalam meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi,” ujarnya.

Baca Lainnya :

Dorongan Sinergi Perguruan Tinggi

Prof. Ojat menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi negeri maupun swasta, termasuk yang ada di Kalimantan Utara. Dengan dukungan pemerintah daerah, semua pihak diminta bersinergi untuk memperluas akses layanan pendidikan tinggi bagi masyarakat.

“Kita harus bergandengan tangan menggerakkan seluruh sumber daya agar masyarakat mendapat kesempatan yang lebih besar menempuh pendidikan tinggi,” tambahnya.

Peran Masyarakat dan Teknologi

Mantan Rektor UT ini juga mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurutnya, APK dan IPM merupakan indikator utama daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

“Harapannya, kesadaran masyarakat Kaltara dalam meningkatkan pendidikan semakin baik, sehingga bisa sejajar dengan provinsi lain, bahkan mampu bersaing di level global,” jelasnya.

Ia menambahkan, di era digitalisasi, dunia pendidikan tidak boleh tertinggal. UT disebut sebagai contoh perguruan tinggi yang memanfaatkan teknologi untuk memperluas layanan pendidikan masyarakat.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment